Profil Desa Tlahab

Ketahui informasi secara rinci Desa Tlahab mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Tlahab

Tentang Kami

Desa Tlahab di Kecamatan Pejawaran, Banjarnegara, merupakan sentra pertanian kentang vital di Dataran Tinggi Dieng. Wilayah ini memadukan potensi agrikultur unggulan dengan pesona wisata alam yang menjanjikan, serta topografi unik di ketinggian Jawa Tenga

  • Lumbung Kentang Dataran Tinggi Dieng

    Desa Tlahab ialah salah satu produsen utama kentang berkualitas tinggi, menjadi tulang punggung perekonomian lokal dan menyuplai kebutuhan pasar regional.

  • Gerbang Menuju Pesona Alam

    Lokasinya yang strategis menjadikan Tlahab sebagai titik akses penting menuju berbagai destinasi wisata populer di kawasan Dieng, seperti Telaga Dringo.

  • Adaptasi Masyarakat di Ketinggian

    Penduduk Desa Tlahab memiliki ketangguhan dan kearifan lokal dalam beradaptasi dengan kondisi iklim dataran tinggi yang ekstrem, termasuk fenomena embun upas.

Pasang Disini

Terletak di lereng perbukitan megah Dataran Tinggi Dieng, Desa Tlahab, Kecamatan Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, menjelma sebagai salah satu kawasan paling vital bagi sektor agrikultur di wilayah ini. Dikenal luas sebagai lumbung kentang berkualitas premium, desa ini tidak hanya menjadi penopang ekonomi bagi ribuan warganya, tetapi juga memegang peranan strategis sebagai gerbang menuju destinasi wisata alam yang memukau. Dengan perpaduan antara tanah vulkanik yang subur dan panorama alam yang memesona, Tlahab menawarkan potret desa yang tangguh, produktif dan penuh potensi.

Keberadaannya di ketinggian memberikan karakteristik unik, baik dari sisi produk pertanian yang dihasilkan maupun kehidupan sosial masyarakatnya. Desa ini menjadi contoh nyata bagaimana sebuah komunitas mampu berkembang dan beradaptasi dengan tantangan alam, sekaligus mengelola sumber daya yang ada menjadi kekuatan ekonomi dan daya tarik pariwisata yang signifikan di koridor pariwisata Dieng.

Lokasi Strategis dan Kondisi Geografis

Secara administratif, Desa Tlahab merupakan bagian dari Kecamatan Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara. Desa ini berada pada ketinggian rata-rata di atas 1.600 meter di atas permukaan laut (mdpl), menjadikannya salah satu wilayah beriklim sejuk di Jawa Tengah. Topografinya didominasi oleh perbukitan dan lembah-lembah pertanian yang subur, sisa dari aktivitas vulkanik purba yang membentuk Dataran Tinggi Dieng.

Luas wilayah Desa Tlahab mencakup area yang signifikan untuk kegiatan pertanian dan permukiman. Berdasarkan data Kecamatan Pejawaran dalam Angka, luas wilayah kecamatan ini mencapai 52,25 km², dengan Tlahab menjadi salah satu desa kontributor lahan produktif terbesar. Jumlah penduduk Desa Tlahab tercatat sekitar 2.300 hingga 2.500 jiwa, dengan kepadatan penduduk yang relatif rendah, memungkinkan pemanfaatan lahan yang optimal untuk pertanian.

Batas-batas wilayah Desa Tlahab meliputi:

  • Sebelah Utara: Berbatasan dengan kawasan hutan dan desa di Kecamatan Batur.
  • Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Giritirta dan desa lain di Kecamatan Pejawaran.
  • Sebelah Selatan: Berbatasan dengan wilayah Kecamatan Pagentan.
  • Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Semangkung dan Desa Sidengok.

Letaknya yang berada di jalur alternatif menuju kawasan inti wisata Dieng memberikan keuntungan tersendiri. Aksesibilitas yang terus membaik menjadikan desa ini tidak hanya sebagai daerah produsen, tetapi juga sebagai area perlintasan yang potensial untuk pengembangan layanan pendukung pariwisata. Iklim di Tlahab tergolong dingin dengan suhu rata-rata harian berkisar antara 14-22 derajat Celcius. Pada musim kemarau, wilayah ini sering mengalami fenomena alam ekstrem yang dikenal sebagai embun upas atau embun beku, yang menjadi tantangan sekaligus ciri khas kawasan tersebut.

Nadi Perekonomian dari Sektor Pertanian Kentang

Perekonomian Desa Tlahab secara dominan digerakkan oleh sektor pertanian, dengan kentang (Solanum tuberosum L.) sebagai komoditas andalan. Tanah aluvial vulkanik yang gembur dan kaya unsur hara, dipadukan dengan iklim sejuk, menciptakan kondisi ideal bagi budidaya kentang varietas unggul yang dihargai tinggi di pasaran. Hampir setiap jengkal lahan tegalan di desa ini dimanfaatkan untuk menanam kentang, menjadikan pemandangan terasering tanaman kentang sebagai panorama khas yang membentang luas.

Petani di Tlahab tidak hanya menanam, tetapi juga telah mengembangkan sistem agribisnis yang terstruktur, mulai dari pemilihan bibit, teknik penanaman, hingga jaringan distribusi. Kentang dari Tlahab dan kawasan Dieng pada umumnya dikenal memiliki ukuran lebih besar, daging umbi berwarna kuning keemasan, dan rasa yang lebih gurih. Karakteristik ini menjadikannya primadona bagi industri makanan, restoran, hingga pasar-pasar modern di berbagai kota besar.

Meskipun kentang menjadi komoditas utama, para petani juga melakukan diversifikasi tanaman untuk menjaga kesuburan tanah dan memitigasi risiko gagal panen. Komoditas lain yang banyak dibudidayakan yakni kubis, wortel, bawang daun, dan tanaman hortikultura bernilai ekonomi tinggi lainnya. Aktivitas pertanian ini menyerap hampir seluruh tenaga kerja produktif di desa, baik sebagai petani pemilik lahan, buruh tani, maupun pelaku usaha di sektor terkait seperti pemasok pupuk, transportasi, dan pengepul hasil panen. Siklus tanam dan panen kentang yang berlangsung sepanjang tahun memastikan perputaran ekonomi yang dinamis di tingkat lokal.

Potensi Wisata Alam yang Menjanjikan

Selain sebagai kekuatan agrikultur, Desa Tlahab menyimpan potensi besar di sektor pariwisata. Posisinya yang berdekatan dengan berbagai ikon wisata Dieng menjadikannya sebagai basis atau titik perlintasan yang menarik bagi wisatawan. Salah satu daya tarik utama yang secara geografis sangat dekat dengan Tlahab ialah Telaga Dringo. Telaga ini merupakan telaga tertinggi di Jawa Tengah, terbentuk dari kawah mati letusan Gunung Sinila. Dijuluki sebagai "Ranu Kumbolo-nya Jawa Tengah", Telaga Dringo menawarkan pemandangan alam yang eksotis, dikelilingi perbukitan hijau dan menjadi lokasi favorit untuk berkemah.

Akses menuju Telaga Dringo yang melewati perkebunan kentang di Desa Tlahab memberikan pengalaman perjalanan yang unik. Wisatawan dapat menyaksikan secara langsung aktivitas petani di ladang, menciptakan potensi besar untuk pengembangan konsep agrowisata. Konsep ini memungkinkan pengunjung tidak hanya menikmati alam, tetapi juga berinteraksi dan belajar mengenai proses budidaya kentang, mulai dari menanam hingga memanen.

Desa Tlahab juga menjadi pintu masuk alternatif menuju destinasi lain seperti Kawah Candradimuka dan Sumur Jalatunda. Pemandangan perbukitan yang diselimuti kabut tipis pada pagi atau sore hari, ditambah dengan hamparan hijau ladang pertanian, merupakan daya tarik fotografi yang kuat. Pemerintah desa dan kelompok sadar wisata (pokdarwis) setempat mulai menyadari potensi ini dan secara bertahap merintis pengembangan fasilitas penunjang, seperti area pandang dan warung-warung lokal yang menyajikan kuliner khas.

Kehidupan Sosial dan Budaya Masyarakat

Masyarakat Desa Tlahab dikenal memiliki etos kerja yang tinggi dan semangat gotong royong yang kuat. Kehidupan yang lekat dengan alam membentuk karakter penduduk yang tangguh dan mampu beradaptasi dengan kondisi iklim yang terkadang ekstrem. Tradisi kerja sama, terutama saat musim tanam dan panen raya, masih terpelihara dengan baik.

Dalam hal kebudayaan, masyarakat Tlahab masih memegang teguh nilai-nilai dan tradisi Jawa, meskipun telah berakulturasi dengan dinamika modern. Berbagai upacara adat atau ritual yang berkaitan dengan siklus pertanian, seperti selamatan sebelum tanam atau syukuran pascapanen, sesekali masih dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas hasil bumi yang melimpah.

Infrastruktur dasar di Desa Tlahab terus mengalami peningkatan. Akses jalan utama yang menghubungkan desa dengan pusat kecamatan dan jalur provinsi sudah beraspal baik, mempermudah mobilitas barang dan orang. Fasilitas pendidikan seperti sekolah dasar dan menengah pertama telah tersedia, begitu pula dengan layanan kesehatan melalui puskesmas pembantu dan posyandu yang aktif melayani warga. Pembangunan infrastruktur ini, termasuk program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) yang pernah menyasar warga desa, menunjukkan adanya perhatian pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat di kawasan perdesaan dataran tinggi.

Tantangan dan Prospek Masa Depan

Sebagai desa agraris, tantangan utama yang dihadapi Desa Tlahab berkutat pada fluktuasi harga komoditas kentang di pasaran, yang seringkali tidak menentu dan dapat merugikan petani. Ketergantungan pada satu komoditas utama juga menjadi risiko tersendiri. Selain itu, tantangan alam seperti serangan hama penyakit tanaman dan ancaman gagal panen akibat cuaca ekstrem, khususnya fenomena embun upas, menjadi isu yang harus dihadapi secara rutin. Dari sisi lingkungan, praktik pertanian intensif juga berpotensi menimbulkan isu degradasi lahan jika tidak dikelola dengan prinsip-prinsip konservasi.

Namun di balik tantangan tersebut, Desa Tlahab memiliki prospek masa depan yang cerah. Diversifikasi ekonomi menjadi kunci utama. Pengembangan sektor pariwisata, terutama agrowisata yang terintegrasi, dapat menjadi sumber pendapatan baru yang signifikan. Hilirisasi produk pertanian, seperti pengembangan industri kecil pengolahan keripik kentang atau produk makanan beku, juga dapat memberikan nilai tambah dan membuka lapangan kerja baru.

Peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui pelatihan di bidang pertanian modern yang berkelanjutan, manajemen pariwisata, dan kewirausahaan digital akan menjadi modal penting. Dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta, Desa Tlahab berpotensi besar untuk tidak hanya bertahan sebagai lumbung kentang, tetapi juga berkembang menjadi desa wisata yang mandiri, sejahtera, dan berdaya saing tinggi di kancah regional. Desa ini adalah bukti nyata bahwa kekayaan alam dan ketangguhan manusianya merupakan fondasi kokoh untuk membangun masa depan yang lebih baik.